Selasa, 11 September 2012

Universalitas dalam Islam



Sebagai seorang muslim, tentu kita sudah tidak meragukan bahwa Islam adalah Rahmatan Lil ‘Alamin. Rahmatan Lil ‘Alamin berarti adalah kesejahteraan, keselamatan, dan kedamaian bagi seluruh alam. Sejak dari kecil, kita mendengar dari ustadz ataupun dari para penceramah bahwa Islam begitu Indah, memberi cahaya bagi dunia. Namun seperti apakah kedamaian dan kesejahteraan yang dibawa Islam?


Sungguh sangat disayangkan jika generasi muda zaman sekarang, yang notabene memeluk Islam sejak kecil, dan sering mendengar bahwa Islam adalah Rahmat bagi seluruh alam, namun justru tidak tahu pasti kedamaian seperti apa yang dibawa Islam. Ajaran apakah yang dibawa Islam sehingga disebut-sebut sebagai pembawa kedamaian bagi seluruh alam. Mungkin tidak kita sadari, hal ini cukup berpengaruh pada kehidupan beragama seseorang. Hal ini berdampak kurangnya kesadaran ber-Islam. Biasanya kurangnya kesadaran Islam ini akan berlanjut pada proses ber-Islam yang kurang sempurna. Melaksanakan sebagian ajaran Islam yang diketahuinya saja, tanpa mau tahu bagaimana ber-Islam secara Sempurna.

Qur’an dan Sunnah Nabi sebagai  guide book dalam Islam adalah panduan yang paling sempurna untuk menjalani hidup. Semua ajaran-ajaran keduanya sangat sesuai dengan segala kondisi manusia. Segala perintah dan larangan dalam Islam adalah Problem solver terbaik bagi masalah yang dihadapi manusia. Mulai dari perintah Sholat yang sudah diteliti oleh peneliti dari berbagai belahan dunia sangat efektif menyeimbangkan kondisi hormon dan syaraf. Perintah puasa yang menyehatkan, perintah mengelilingi ka’bah dalam Haji yang ternyata selaras dengan putaran elektron mengelilingi inti atom. Perintah zakat yang dapat mengatasi kesenjangan sosial, serta perintah-perintah lain yang begitu banyaknya yang diajarkan Islam sangat membantu mengatasi masalah yang dialami dalam kehidupan sehari-hari.

Belum lagi berbagai fakta dalam Qur’an dan Sunnah yang telah terungkap lewat penelitian dan penemuan-penemuan teknologi. Secara khusus Prof. Schroeder, seorang peneliti Oceanografi dari Jerman menyatakan: “Ilmuwan itu sebenarnya hanya menegaskan apa yang ada dalam Al Qur’an beberapa tahun yang lalu. Para ilmuwan saat ini hanya menemukan apa yang telah ada didalamnya 1400 tahun yang lalu.”

Sebagai seorang muslim sewajarnya bila kita sangat mengagumi dan mencintai Islam, namun apakah kita telah menempatkan kekaguman dan kecintaan itu dengan cara yang benar? Para peneliti baratpun yang notabene non-muslim, dengan Al Qur’an mereka membuat penemuan-penemuan luar biasa, bagaimana dengan kita yang memang Islam? Semoga bisa menjadi renungan bagi kita semua

0 komentar:

Posting Komentar